di hari ulang tahunmu
: aprilia fatmawati
(1)
di hari ulang tahunmu, sepotong pizza kita
biarkan beku, karena ada lapis kenangan yang lain di bibirmu. garpu
serta pisau seolah berucap tentang tawa dan tahuntahun yang kembali hijau.
disini, di bangkubangku yang memanjang tibatiba rapuh, serapuh aku yang kau
biarkan menjadi hujan. matahari sesekali mampir pada lembab
tisutisu dan tirai yang setengah tertutup, mengabarkan akan ada cuaca lain
bertamu di kamarku malam nanti
april memang punya cerita yang selalu menarik
untuk kita kenang, semacam puisi yang kita pahat di tanggal satu saat subuh
berjatuhan, menyerupa gerimis yang menetes di pipimu, “hujan itu
kamu, sayang,” ucapmu di mendung yang entah keberapa
“hujan apakah yang kaumaksud aku feti, atau
barangkali aku adalah pepohon dengan daun-daun yang selalu kering?”
(2)
di hari ulang tahunmu memang tak ada lilin untuk
kau tiup, tak ada lagu happy brithday to you yang meriah sebelum
lilinlilin itu padam, tak ada kue trat untuk kau potong untukku, dan tak ada
balon-balon yang tergantung di sudut rumahmu (karena kau tidak butuh semua itu, bukan?)
yang ada adalah rindu yang seolah terasa cepat menyudahi hari-harimu. dan sebenarnya kau ingin berlama-lama mandi hujan sembari melelapkan kepalamu pada dada bidangku yang tak henti menggetarkan ucap: “selamat ulang tahun, sayang. semoga Tuhan memberkatimu.”
yang ada adalah rindu yang seolah terasa cepat menyudahi hari-harimu. dan sebenarnya kau ingin berlama-lama mandi hujan sembari melelapkan kepalamu pada dada bidangku yang tak henti menggetarkan ucap: “selamat ulang tahun, sayang. semoga Tuhan memberkatimu.”
Jogjakarta, 11 April 2012