Penyair Sumenep Juara Antologi Puisi DKJT
SURABAYA – Setelah melalui proses penjurian yang ketat, penyair asal Sumenep, Shohifur Ridho Ilahi memenangi lomba antologi puisi Dewan Kesenian Jawa Timur (DKJT) 2013.
Antologi puisi berjudul Rokat Perahu Mawar karya Ridho dinobatkan sebagai juara kedua. Sementara juara pertama ditiadakan. ”Setelah melalui penjurian ketat akhirnya dengan terpaksa meniadakan juara pertama,” tutur salah satu juri Indra Tjahyadi, kemarin. SelainIndra, yang menjadi juri lomba ini adalah Tengsoe Tjahyono dan Achudiat. Sementara juara ketiga diraih antologi puisi Tanggul Endutkarya F Aziz Manna. Indra menambahkan, persaingan antara Aziz dan Rido sangat ketat.
Juri memberi penilaian yang selisihnya sangat tipis. Secara nama di kesusastraan Indonesia, F Aziz Manna memang lebih dikenal dibanding Shohifur Ridho Ilahi. ”Namun kita berupaya tetap objektif dan menilai karya itu seutuh mungkin,” tuturnya. F Aziz Manna saat dihubungi mengaku antologi yang dikirim dalam lomba tersebut kurang maksimal. ”Kalau dibanding antologi lain yang pernah saya buat, Tanggul Endut memang tidak sebagus antologi Wong Kampung dan Siti Surabaya.
Saya ucapkan selamat untuk Ridho,” ujar penyair yang juga pernah menjadi jurnalis itu. Aziz mengaku antologi Tanggul Endut itu terinspirasi dari lumpur Lapindo. Dia mencoba mengingatkan masyarakat dan pemerintah bahwa bencana itu pernah dan hingga kini masih terasa. Dia membidik kehidupan para korban lumpur itu dari kaca mata seorang sastrawan. ”Semoga korban yang belum mendapat ganti rugi bisa segera mendapatkan haknya,” ucap pria yang tinggal di Sidoarjo.
Sebelumnya, DKJT juga telah mengumumkan Novel Kumara, Hikayat Sang Kekasih karya S Jai akhirnya sebagai pemenang lomba novel etnografis. S Jai adalah satu-satunya pemenang dalam lomba tersebut. Dia menyabet juara ketiga, sedangkan juara pertama dan kedua ditiadakan. MenurutSJai, dirinya sangat senang bisa memenangi lomba tersebut. Pasalnya, niat awal penulisan novel itu bukan semata untuk mengikuti lomba.
”Saya menulis novel ini sebetulnya saya maksudkan sebagai tulisan biografi. Namun sebagai bentuk sastra, saya menggunakan perspektif danyang desa,” tutur novelis kelahiran Kediri, 4 Februari 1973 ini. Kata S Jai, Novel Kumara, Hikayat Sang Kekasih ini terinspirasi dari satu istilah dalam buku Clifford Geertz. zaki zubaidi
Sabtu 25 Mei 2013